Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium
(K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S), Besi (Fe), Mangan (Mn),
Boron (B), Mo, Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl).
Unsur hara tersebut tergolong unsur hara Essensial.
Berdasarkan jumlah kebutuhannya bagi tanaman, dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Unsur Hara Makro
Unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar
Unsur Hara Mikro
Unsur Hara Makro
Unsur hara makro meliputi:
N, P, K, Ca, Mg, SUnsur Hara Mikro
Unsur hara mikro meliputi :
Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn, Cl
Fungsi Unsur Hara Makro (n-p-k)
Banyak para hobiis dan pencinta tanaman hias, bertanya tentang komposisi
kandungan pupuk dan prosentase kandungan N, P dan K yang tepat untuk
tanaman yang bibit, remaja atau dewasa/indukan. Berikut ini adalah
fungsi-fungsi masing-masing unsur tersebut :
Nitrogen ( N )
-Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
-Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri
-Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman
-Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun
-Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil,
daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua
cepat menguning dan mati.
Phospat ( P )
-Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman
-Merangsang pembungaan dan pembuahan
-Merangsang pertumbuhan akar
-Merangsang pembentukan biji
-Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel
-Tanaman yang kekurangan unsur P gejaalanya : pembentukan buah/dan biji
berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat )
Kalium ( K )
-Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral termasuk air.
-Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit
-Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi
lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan
sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk
daun.
UNSUR HARA MIKRO YANG DIBUTUHKAN TANAMAN
Unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah kecil antara
lain Besi(Fe), Mangaan(Mn), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Molibden (Mo),
Boron (B), Klor(Cl). Berikut tuilsan dari Setio Budi Wiharto (09417/PN)
dari UGM Jogjakarta.
A. Besi (Fe)
Besi (Fe) merupakan unsure mikro yang diserap dalam bentuk ion feri
(Fe3+) ataupun fero (Fe2+). Fe dapat diserap dalam bentuk khelat (ikatan
logam dengan bahan organik). Mineral Fe antara lain olivin (Mg,
Fe)2SiO, pirit, siderit (FeCO3), gutit (FeOOH), magnetit (Fe3O4),
hematit (Fe2O3) dan ilmenit (FeTiO3) Besi dapat juga diserap dalam
bentuk khelat, sehingga pupuk Fe dibuat dalam bentuk khelat. Khelat Fe
yang biasa digunakan adalah Fe-EDTA, Fe-DTPA dan khelat yang lain. Fe
dalam tanaman sekitar 80% yang terdapat dalam kloroplas atau sitoplasma.
Penyerapan Fe lewat daundianggap lebih cepat dibandingkan dengan
penyerapan lewat akar, terutama pada tanaman yang mengalami defisiensi
Fe. Dengan demikian pemupukan lewat daun sering diduga lebih ekonomis
dan efisien. Fungsi Fe antara lain sebagai penyusun klorofil, protein,
enzim, dan berperanan dalam perkembangan kloroplas. Sitokrom merupakan
enzim yang mengandung Fe porfirin. Kerja katalase dan peroksidase
digambarkan secara ringkas sebagai berikut:
a. Catalase : H2O + H2O O2 + 2H2O
b. Peroksidase : AH2 + H2O A + H2O
Fungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses
metabolisme. Proses tersebut misalnya reduksi N2, reduktase solfat,
reduktase nitrat. Kekurangan Fe menyebabakan terhambatnya pembentukan
klorofil dan akhirnya juga penyusunan protein menjadi tidak sempurna
Defisiensi Fe menyebabkan kenaikan kaadar asam amino pada daun dan
penurunan jumlah ribosom secara drastic. Penurunan kadar pigmen dan
protein dapat disebabkan oleh kekurangan Fe. Juga akan mengakibatkan
pengurangan aktivitas semua enzim.
B. Mangaan (Mn)
Mangaan diserap dalam bentuk ion Mn++. Seperti hara mikro lainnya, Mn
dianggap dapat diserap dalam bentuk kompleks khelat dan pemupukan Mn
sering disemprotkan lewat daun. Mn dalam tanaman tidak dapat bergerak
atau beralih tempat dari logam yang satu ke organ lain yang membutuhkan.
Mangaan terdapat dalam tanah berbentuk senyawa oksida, karbonat dan
silikat dengan nama pyrolusit (MnO2), manganit (MnO(OH)), rhodochrosit
(MnCO3) dan rhodoinit (MnSiO3). Mn umumnya terdapat dalam batuan primer,
terutama dalam bahan ferro magnesium. Mn dilepaskan dari batuan karena
proses pelapukan batuan. Hasil pelapukan batuan adalah mineral sekunder
terutama pyrolusit (MnO2) dan manganit (MnO(OH)). Kadar Mn dalam tanah
berkisar antara 300 smpai 2000 ppm. Bentuk Mn dapat berupa kation Mn++
atau mangan oksida, baik bervalensi dua maupun valensi empat.
Penggenangan dan pengeringan yang berarti reduksi dan oksidasi pada
tanah berpengaruh terhadap valensi Mn.
Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis
protein, karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim
utama dalam siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang
normal dalam kloroplas,ada indikasi dibutuhkan dalam sintesis klorofil.
Defisiensi unsure Mn antara lain : pada tanaman
berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan Fe
tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, pada serealia
bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada
bagian tengah dan pangkal daun muda, split seed pada tanaman lupin.
C. Seng (Zn)
Zn diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Zn++ dan dalam tanah alkalis
mungkin diserap dalam bentuk monovalen Zn(OH)+. Di samping itu, Zn
diserap dalm bentuk kompleks khelat, misalnya Zn-EDTA. Seperti unsure
mikro lain, Zn dapat diserap lewat daun. Kadr Zn dalam tanah berkisar
antara 16-300 ppm, sedangkan kadar Zn dalam tanaman berkisar antara
20-70 ppm. Mineral Zn yang ada dalam tanah antara lain sulfida (ZnS),
spalerit [(ZnFe)S], smithzonte (ZnCO3), zinkit (ZnO), wellemit (ZnSiO3
dan ZnSiO4). Fungsi Zn antara lain : pengaktif enim anolase, aldolase,
asam oksalat dekarboksilase, lesitimase,sistein desulfihidrase, histidin
deaminase, super okside demutase (SOD), dehidrogenase, karbon
anhidrase, proteinase dan peptidase. Juga berperan dalam biosintesis
auxin, pemanjangan sel dan ruas batang.
Ketersediaan Zn menurun dengan naiknya pH, pengapuran yang berlebihan
sering menyebabkan ketersediaaan Zn menurun. Tanah yang mempunyai pH
tinggi sering menunjukkan adanya gejala defisiensi Zn, terytama pada
tanah berkapur.
Adapun gejala defisiensi Zn antara lain : tanaman kerdil, ruas-ruas
batang memendek, daun mengecil dan mengumpul (resetting) dan klorosis
pada daun-daun muda dan intermedier serta adanya nekrosis.
D. Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) diserap dalam bentuk ion Cu++ dan mungkin dapat diserap
dalam bentuk senyaewa kompleks organik, misalnya Cu-EDTA (Cu-ethilen
diamine tetra acetate acid) dan Cu-DTPA (Cu diethilen triamine penta
acetate acid). Dalam getah tanaman bik dalam xylem maupun floem hampir
semua Cu membentuk kompleks senyawa dengan asam amino. Cu dalam akar
tanaman dan dalam xylem > 99% dalam bentuk kompleks.
Dalam tanah, Cu berbentuk senyawa dengan S, O, CO3 dan SiO4 misalnya
kalkosit (Cu2S), kovelit (CuS), kalkopirit (CuFeS2), borinit (Cu5FeS4),
luvigit (Cu3AsS4), tetrahidrit [(Cu,Fe)12SO4S3)], kufirit (Cu2O),
sinorit (CuO), malasit [Cu2(OH)2CO3], adirit [(Cu3(OH)2(CO3)], brosanit
[Cu4(OH)6SO4].
Kebanyakan Cu terdapat dalam kloroplas (>50%) dan diikat oleh
plastosianin. Senyawa ini mempunyai berat molekul sekitar 10.000 dan
masing-masing molekul mengandung satu atom Cu. Hara mikro Cu berpengaruh
pafda klorofil, karotenoid, plastokuinon dan plastosianin.
Fungsi dan peranan Cu antara lain : mengaktifkan enzim
sitokrom-oksidase, askorbit-oksidase, asam butirat-fenolase dan laktase.
Berperan dalam metabolisme protein dan karbohidrat, berperan terhadap
perkembangan tanaman generatif, berperan terhadap fiksasi N secara
simbiotis dan penyusunan lignin.Adapun gejala defisiensi / kekurangan Cu
antara lain : pembungaan dan pembuahan terganggu, warna daun muda
kuning dan kerdil, daun-daun lemah, layu dan pucuk mongering serta
batang dan tangkai daun lemah.
E. Molibden (Mo)
Molibden diserap dalam bentuk ion MoO4-. Variasi antara titik kritik
dengan toksis relatif besar. Bila tanaman terlalu tinggi, selain toksis
bagi tanaman juga berbahaya bagi hewan yang memakannya. Hal ini agak
berbeda dengan sifat hara mikro yang lain. Pada daun kapas, kadar Mo
sering sekitar 1500 ppm. Umumnya tanah mineral cukup mengandung Mo.
Mineral lempung yang terdapat di dalam tanah antara lain molibderit
(MoS), powellit (CaMo)3.8H2O. Molibdenum (Mo) dalam larutan sebagai
kation ataupun anion. Pada tanah gambut atau tanah organik sering
terlihat adanya gejala defisiensi Mo. Walaupun demikian dengan senyawa
organik Mo membentuk senyawa khelat yang melindungi Mo dari pencucian
air. Tanah yang disawahkan menyebabkan kenaikan ketersediaan Mo dalam
tanah. Hal ini disebabkan karena dilepaskannya Mo dari ikatan Fe (III)
oksida menjadi Fe (II) oksida hidrat.
Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat
reduktase dan xantine oksidase. Gejala yang timbul karena kekurangan Mo
hampir menyerupai kekurangan N. Kekurangan Mo dapat menghambat
pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan mati dan pembentukan bunga
terlambat. Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun tengah dan daun bawah.
Daun menjadi kering kelayuan, tepi daun menggulung dan daun umumnya
sempit. Bila defisiensi berat, maka lamina hanya terbentuk sedikit
sehingga kelihatan tulang-tulang daun lebih dominan.
F. Boron (B)
Boron dalam tanah terutama sebagai asam borat (H2BO3) dan kadarnya
berkisar antara 7-80 ppm. Boron dalam tanah umumnya berupa ion borat
hidrat B(OH)4-. Boron yang tersedia untuk tanaman hanya sekitar 5%dari
kadar total boron dalam tanah. Boron ditransportasikan dari larutan
tanah ke akar tanaman melalui proses aliran masa dan difusi. Selain itu,
boron sering terdapat dalam bentuk senyawa organik. Boron juga banyak
terjerap dalam kisi mineral lempung melalui proses substitusi isomorfik
dengan Al3+ dan atau Si4+. Mineral dalam tanah yang mengandung boron
antara lain turmalin (H2MgNaAl3(BO)2Si4O2)O20 yang mengandung 3%-4%
boron. Mineral tersebut terbentuk dari batuan asam dan sedimen yang
telah mengalami metomorfosis.
Mineral lain yang mengandung boron adalah kernit (Na2B4O7.4H2O), kolamit
(Ca2B6O11.5H2O), uleksit (NaCaB5O9.8H2O) dan aksinat. Boron diikat kuat
oleh mineral tanah, terutama seskuioksida (Al2O3 + Fe2O3).
Fungsi boron dalam tanaman antara lain berperanan dalam metabolisme asam
nukleat, karbohidrat, protein, fenol dan auksin. Di samping itu boron
juga berperan dalam pembelahan, pemanjangan dan diferensiasi sel,
permeabilitas membran, dan perkecambahan serbuk sari. Gejal defisiensi
hara mikro ini antara lain : pertumbuhan terhambat pada jaringan
meristematik (pucuk akar), mati pucuk (die back), mobilitas rendah, buah
yang sedang berkembang sngat rentan, mudah terserang penyakit.
G.Klor(Cl)
Klor merupakan unsure yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar
tanaman dan dapat diserap pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas
tanaman, misalnya daun. Kadar Cl dalam tanaman sekitar 2000-20.000 ppm
berat tanaman kering. Kadar Cl yang terbaik pada tanaman adalah antara
340-1200 ppm dan dianggap masih dalam kisaran hara mikro. Klor dalam
tanah tidak diikat oleh mineral, sehingga sangat mobil dan mudah tercuci
oleh air draiinase. Sumber Cl sering berasal dari air hujan, oleh
karena itu, hara Cl kebanyakan bukan menimbulkan defisiensi, tetapi
justru menimbulkan masalah keracunan tanaman. Klor berfungsi sebagai
pemindah hara tanaman, meningkatkan osmose sel, mencegah kehilangan air
yang tidak seimbang, memperbaiki penyerapan ion lain,untuk tanaman
kelapa dan kelapa sawit dianggap hara makro yang penting. Juga berperan
dalam fotosistem II dari proses fotosintesis, khususnya dalam evolusi
oksigen.
Adapun defisiensi klor adalh antara lain : pola percabangan akar
abnormal, gejala wilting (daun lemah dan layu), warna keemasan
(bronzing) pada daun, pada tanaman kol daun berbentuk mangkuk.
Gejala Kekurangan Unsur Hara Pada Tanaman Kopi
Gejala Kekurangan Unsur Hara Pada Tanaman Kopi
Kekurangan unsur P (Phosphorus) Pada daun tua, tulang daun berwarna kuning terang. Selanjutnya hanya menyisakan sedikit bagian daun yang masih berwarna hijau gelap di antara pertulangan daun. Gejala lanjut mulai muncul bercak kecoklatan yang merupakan tanda matinya sel jaringan daun yang dapat melebar.
Kekurangan unsur Po (Potassium)
Bagian tepi daun awalnya menguning diikuti dengan munculnya bintik
coklat (nekrotik) yang menandakan sel jaringan mati. Kemudian bintik
meluas sepanjang tepi daun berwarna coklat dengan tepi gelap (jaringan
daun mati) yang kelilingi oleh warna kuning (lapisan sel daun yang belum
mati) Bagian pertulangan daun tetap berwarna hijau
Kekurangan unsur Mn (Mangan)
Daun tua atau sedang menguning, namun pertulangan daun tetap berwarna
hijau, sehingga sepintas lalu terlihat seperti mosaik namun bukan
mosaik. Bintik nekrotik dapat terjadi di sepanjang helaian daun diantara
pertulangan daun (bagian daun menguning bisa membentuk bintik coklat).
Kekurangan unsur Mo (Molibdenum)
Ini merupakan gejala yang sangat jarang terjadi. Bagian daun diantara
tulang daun menguning hingga memerah kecoklatan. Kemudian daun layu dan
menyempit karena bagian sisi-sisinya menggulung kebawah.
Kekurangan unsur N (Nitrogen)
Gejala kekurangan unsur N hampir merata pada seluruh daun tanaman. Daun
muda yang mulanya berwarna hijau berubah menjadi hijau pucat.
Perkembangan vegetatif tanaman lambat. Daun agak mengecil dan berwarna
hijau kekuningan. Kita dapat melihat pada gambar disamping perbandingan
antara tanaman sehat (kiri) dan tanaman sakit (kanan).
Kekurangan unsur S (Sulfur/belerang)
Gejala ini dapat terjadi pada keseluruhan daun tanaman. Daun berwarna
hijau kekuningan. Dengan warna hijau disepanjang tulang daun (tulang
daun tetap berwarna hijau) dan bagian daun diantara pertulangan berwarna
hijau kekuningan. Daun terlihat agak mengkilap.
Kekurangan unsur Fe (Besi)
Pada helaian daun muda berwarna kuning kentara diantara pertulangan daun
yang masih berwarna hijau. Pada tahap lanjut warna semakin memudar
hingga mendekati warna krem
Kekurangan unsur Zn (Seng)
Pada bagian pucuk, tanaman berkembang tidak normal. Beberapa daun muda
bentuknya memanjang karena berkembang tidak normal. Keseluruhan areal
daun berlatar warna kuning kehijauan dengan pertulangan daun tetap
berwarna hijau. Daun berkembang menjadi memanjang bahkan bisa berbentuk
hampir menyerupai tali.
Kekurangan unsur Ca (Kalsium)
Bagian tepi daun berwarna perunggu kekuningan. Bagian tepi kemudian
mulai munggulung kebawah. Bagian pangkal daun perlahan mati sehingga
daun kopi rontok. Bila dicabut terlihat akar tanaman yang tidak
berkembang.Pada gambar akar disamping dapat diperhatikan perbandingan
antara akar sehat (kanan) dengan akar sakit (kiri)
Kekurangan unsur Br (Boron)
Beberapa daun muda terlihat hijau terang,berbintik-bintik dengan tepi daun yang tidak merata. Bangun daun tidak simetris.
Kekurangan unsur Cu (Tembaga)
Daun muda mati kembali, sebelumnya daun mengalami klorosis (berkurangnya
zat hijau daun) sehingga berwarna kuning, menggulung. Tunas umumnya
lemah dan sangat jarang sekali.
Apa Rahasia Kopi Indonesia dan Kopi Gayo?
Jika
benar kopi Gayo kini memiliki cita rasa beragam dan semakin baik dalam
2-3 tahun terakhir seperti yang dikatakan Adi Wicaksono Taroepratjeka,
seorang Q grader--ahli uji rasa kopi, lalu apa yang menyebabkan itu
terjadi?
Faktor tanah dan lingkungan sekitar memang amat menentukan, tapi itu saja tak cukup. Munculnya multirasa kopi spesial Nusantara ini ternyata dipicu oleh pengolahan kopi pasca-panen yang berbeda. Dan itu disebabkan oleh Internet. Bagaimana bisa Internet mempengaruhi rasa kopi? Koran Tempo edisi Ahad, 18 November 2012 mengulas soal kopi premium di Indonesia.
Dulu, perdagangan kopi selalu memakai perantara. Kopi dibeli oleh tengkulak, dikumpulkan di gudang, dijual ke makelar luar negeri, seperti Singapura, baru ke perusahaan pengolahan kopi di berbagai negara. Kini, setelah ada Internet, para pengelola kopi luar negeri banyak yang potong kompas, mendatangi langsung para petani di desa-desa Indonesia.
Adi melihat, mata rantai penjualan kopi yang kian pendek merupakan faktor penyebab terjadinya multirasa kopi Indonesia tersebut. “Buyer bisa meminta perubahan pengolahan kopi pasca-panen,” kata Adi. Akibatnya, beda petani, beda kebun, akan bisa berbeda rasa kopinya, tergantung bagaimana pengolahan pasca-panennya. Sebelumnya, kata Adi, petani umumnya hanya mengenal satu cara pengolahan, yakni proses natural. Petani memetik buah kopi kemudian langsung menjemurnya hingga kering.
Kini ada banyak alternatif pengolahan. Ada yang dicuci bersih baru dijemur; dicuci lalu dijemur setengah kering dan terus digiling. Ada juga yang menginginkan fermentasi yang tiga kali lebih lama (3 x 12 jam). “Setiap metode pengolahan akan menghasilkan karakter rasa yang berbeda-beda,” ujar Adi.
Adi mengaku belum bisa memastikan apakah kian kayanya cita rasa kopi Indonesia ini memberi keuntungan ataukah kerugian dalam jangka panjang. Misalnya, berkaitan dengan penerapan standar kualitas kopi. “Ini memang menyangkut quality control,” kata Adi.
Spektrum rasa yang sangat beragam ini, menurut Adi, bisa dibilang hanya terjadi di Indonesia. Negara penghasil kopi lainnya, seperti Brasil dan Ethiopia, mempunyai pakem pengolahan kopinya. Apalagi, di Brasil, produsen kopi umumnya adalah perkebunan pribadi milik keluarga kaya sehingga rasa cenderung seragam. Keseragaman ini bisa dikatakan sebagai hasil quality control yang bagus, tapi bisa juga ditafsirkan sebagai kemiskinan cita rasa.
Yang pasti, menurut Adi, beragam cita rasa itu membuat kopi Indonesia bisa memenuhi banyak pasar. Bisa masuk ke pasar Amerika, Jepang, Korea, yang selera rasanya berbeda-beda. Adi mencontohkan, PT Perkebunan Nusantara XII di Jawa Timur punya kebun-kebun kopi yang dikhususkan untuk kawasan tertentu. Ada kebun khusus untuk Italia, Amerika Serikat, dan Jepang.
Faktor tanah dan lingkungan sekitar memang amat menentukan, tapi itu saja tak cukup. Munculnya multirasa kopi spesial Nusantara ini ternyata dipicu oleh pengolahan kopi pasca-panen yang berbeda. Dan itu disebabkan oleh Internet. Bagaimana bisa Internet mempengaruhi rasa kopi? Koran Tempo edisi Ahad, 18 November 2012 mengulas soal kopi premium di Indonesia.
Dulu, perdagangan kopi selalu memakai perantara. Kopi dibeli oleh tengkulak, dikumpulkan di gudang, dijual ke makelar luar negeri, seperti Singapura, baru ke perusahaan pengolahan kopi di berbagai negara. Kini, setelah ada Internet, para pengelola kopi luar negeri banyak yang potong kompas, mendatangi langsung para petani di desa-desa Indonesia.
Adi melihat, mata rantai penjualan kopi yang kian pendek merupakan faktor penyebab terjadinya multirasa kopi Indonesia tersebut. “Buyer bisa meminta perubahan pengolahan kopi pasca-panen,” kata Adi. Akibatnya, beda petani, beda kebun, akan bisa berbeda rasa kopinya, tergantung bagaimana pengolahan pasca-panennya. Sebelumnya, kata Adi, petani umumnya hanya mengenal satu cara pengolahan, yakni proses natural. Petani memetik buah kopi kemudian langsung menjemurnya hingga kering.
Kini ada banyak alternatif pengolahan. Ada yang dicuci bersih baru dijemur; dicuci lalu dijemur setengah kering dan terus digiling. Ada juga yang menginginkan fermentasi yang tiga kali lebih lama (3 x 12 jam). “Setiap metode pengolahan akan menghasilkan karakter rasa yang berbeda-beda,” ujar Adi.
Adi mengaku belum bisa memastikan apakah kian kayanya cita rasa kopi Indonesia ini memberi keuntungan ataukah kerugian dalam jangka panjang. Misalnya, berkaitan dengan penerapan standar kualitas kopi. “Ini memang menyangkut quality control,” kata Adi.
Spektrum rasa yang sangat beragam ini, menurut Adi, bisa dibilang hanya terjadi di Indonesia. Negara penghasil kopi lainnya, seperti Brasil dan Ethiopia, mempunyai pakem pengolahan kopinya. Apalagi, di Brasil, produsen kopi umumnya adalah perkebunan pribadi milik keluarga kaya sehingga rasa cenderung seragam. Keseragaman ini bisa dikatakan sebagai hasil quality control yang bagus, tapi bisa juga ditafsirkan sebagai kemiskinan cita rasa.
Yang pasti, menurut Adi, beragam cita rasa itu membuat kopi Indonesia bisa memenuhi banyak pasar. Bisa masuk ke pasar Amerika, Jepang, Korea, yang selera rasanya berbeda-beda. Adi mencontohkan, PT Perkebunan Nusantara XII di Jawa Timur punya kebun-kebun kopi yang dikhususkan untuk kawasan tertentu. Ada kebun khusus untuk Italia, Amerika Serikat, dan Jepang.














sebuah situs ini di harapkan nantinya
BalasHapusdapat memperbaiki kopi ?